Hidup Di Kehidupan
Foto Pribadi (BEM FE UNTAG 1945 Banyuwangi) |
Ternyata aku salah menilai diriku sendiri yang aku anggap tidak bisa dan penakut
Yang dulunya cengeng sekarang sudah kuat
Yang dari kecil ditindas sekarang sudah bangkit
Yang dulunya lugu, cupu, polos, katrok, sekarang sudah mulai mengerti akan perbedaan
Aku tahu aku akan tidak bisa jika berbicara tidak bisa
Aku tahu aku tidak akan pernah berani jika rasa takutku yang berada didepan
Tak sadar apa yang aku lakukan meskipun hanya sekecil senyuman itu dapat merubah keadaan yang ada, tingkah laku yang telah orang tua dan guru wariskan pun nyata memberikan manfaat yang begitu besar akan perubahan diri ini. Kritikan, cacian, hinaan, sindiran, atau apapun yang berbau mistis mungkin hanya akan ku jadikan sebuah radio yang harus ku dengarkan, ku cermati, ku teliti, sebagai bahan pertimbangan dalam introspeksi diri ini kedepannya. Tak perlu muncul sejentik amarah dalam hati, karena penilaian diri sendiri itu berada di dalam orang lain.
Namun, prinsip yang teguh dan kokoh tak mungkin tergoyahkan kan “Khoirunnas ‘Anfauhum Linnas”. Siapa yang tidak menginginkan menjadi sesosok insan yang baik dari yang lebih baik. Keberuntungan dan keberkahan diri ini jika mempunyai manfaat bagi yang lainnya. Melakukan tindakan pun harus bernilai kemanfaatannya entah itu bagi pribadi terutama pula bagi orang lain.
Selama masih menghirup nafas, akan tetap kulakukan selama itu baik dan tidak merugikan orang lain, keberanian muncul ketika itu benar, dan ketakutan akan tetap mengintai jikalau itu salah.
Yang dulunya cengeng sekarang sudah kuat
Yang dari kecil ditindas sekarang sudah bangkit
Yang dulunya lugu, cupu, polos, katrok, sekarang sudah mulai mengerti akan perbedaan
Aku tahu aku akan tidak bisa jika berbicara tidak bisa
Aku tahu aku tidak akan pernah berani jika rasa takutku yang berada didepan
Tak sadar apa yang aku lakukan meskipun hanya sekecil senyuman itu dapat merubah keadaan yang ada, tingkah laku yang telah orang tua dan guru wariskan pun nyata memberikan manfaat yang begitu besar akan perubahan diri ini. Kritikan, cacian, hinaan, sindiran, atau apapun yang berbau mistis mungkin hanya akan ku jadikan sebuah radio yang harus ku dengarkan, ku cermati, ku teliti, sebagai bahan pertimbangan dalam introspeksi diri ini kedepannya. Tak perlu muncul sejentik amarah dalam hati, karena penilaian diri sendiri itu berada di dalam orang lain.
Namun, prinsip yang teguh dan kokoh tak mungkin tergoyahkan kan “Khoirunnas ‘Anfauhum Linnas”. Siapa yang tidak menginginkan menjadi sesosok insan yang baik dari yang lebih baik. Keberuntungan dan keberkahan diri ini jika mempunyai manfaat bagi yang lainnya. Melakukan tindakan pun harus bernilai kemanfaatannya entah itu bagi pribadi terutama pula bagi orang lain.
Selama masih menghirup nafas, akan tetap kulakukan selama itu baik dan tidak merugikan orang lain, keberanian muncul ketika itu benar, dan ketakutan akan tetap mengintai jikalau itu salah.
Komentar
Posting Komentar