Gadis Raja Yang Tidak Mau Di Jodohkan
Langit begitu merah merona bak pipi terhias make up artis yang menawan, burung-burung beterbangan dengan membawa kegembiraan bersama keluarga mereka, cahaya mentari mulai meredup seakan hilang ditelan habis oleh bumi, dan kobaran api yang menghidupi lalu lantang sepanjang jalan taman yang berada ditepi desa dekat sungai yang lumayan deras airnya.
Disitulah awal pertemuan Parpatih dengan si gadis bunga Desa Suna yang memikat hatinya seakan tidak ada surga yang paling indahs elain sang gadis tersebut. Gadis tersebut merupakan putri semata wayang Raja Batara sanjaya dan istrinya Ratu Balqis, yang mereka berinama Putri Maharani Jingga Umamah. Yang biasa mereka panggil dengannama Jingga.
Pertemuan Parpatih dengan Jingga di taman |
Percakapan Parpatih dan Jingga |
Parpatih pun, mulai memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Jingga, “Kenapa engkau Jingga?, kau tampak gelisah, apa ada masalah pada dirimu?”
“Aku tidak apa-apa, aku hanya kesal dengan ayahandaku…” Jawab Jingga.
“Apa yang baginda katakana kepadamu, hingga engkau tersimpuh lemas begini Jingga..?” Jawab parpatih dengan nada yang seakan khawatir.
“Aku mau dijodohkan dengan Putra raja yang berada diseberang desa ini Parpatih, aku punya impian, aku tidak mau dijodohkan dan aku tidak mencintainya” Ujar Jingga yang berlinangan air di pipi mulusnya.
“Iyaaa… aku mengerti perasaanmu Jingga, aku tahu perjodohan itu tidaklah sejalan dengan apa yang kitarasakan. Andai engkau tahu, aku sangat mencintaimu Jingga, meski baru pertama bertemu, aku telah memantapkan hatiku hanya untukumu seorang. Apakah engkau mau menikah denganku Jingga..? Aku berjanji akan membantu mewujudkan semua angan dan mimpimu Jingga” kata Parpatih dengan perasaan beraninya.
“Bagaimana caranya aku menikah denganmu..?” tangkas Jingga dengan mata penuh harapan agar tidak dinikahkan oleh ayahanda.
“kita nikah lari saja, kita tinggalkan desa ini demi cita-citamu” jawab Parpatih
“baiklah, aku mau menikah denganmu, tapi ijinkan aku untuk berbicara dengan bunda sebentar” jawab Jingga.
“Baiklah, ayo kita pergi…” kata Parpatih sambil memegang erat tangan Jingga.
Parpatih dan Jingga pergi menemui Ibunda Balqis |
Jingga meminta restu kepada Ibunda (Ratu Balqis) |
Setelah meminta restu kepada ibunda, Jingga pergi menikah dengan Parpatih tanpa sepengetahuan sang raja.
Keesokan malamnya sang raja mendengar bahwa putrinya telah menikah dengan pemuda desa miskinm dan dibawa lari olehnya. Seketika itu sang raja marah besar dan meminta para prajuritnya untuk mencari keberadaan mereka.
10 tahun lamanya Jingga menghilang bersama Parpatih, sang raja pun sudah sekian lama memburu Parpatih dengan prajuritnya. Ketika malam tiba salah satu prajurit raja membawa kabar bahwa ia telah menemukan keberadaan putrinya.
Sang raja pun langsung bergegas untuk menghampirinya dengan pedang yang sangat panjang berada ditanganya yang kuat.
“Ayo… kita kesana, kita habisi Parpatih yang berani-beraninya membawa kabur putri semata wayangku” kata sang raja dengan lantang.
Sedang Parpatih mencari kayu disekitar hutan, tanpa disadari Parpatih sang raja tiba berada dibelakangnya dengan wajah marah dan tangan bergenggam pedang andalannya.
“Dasar orang miskin, kurang ajar !!! kubunuh kau..”… Sang raja marah besar.
Tepat berada di tengah perut Parpatih tertancap pedang panjang sang raja, Parpatih pun langsung lari menghampiri rumahnya untuk menemui istrinya. Sang Ratu pun turut mengikuti Parpatih dibelakangnya dengan tetesan air mata, sedang sang raja telah merasa puas dengan apa yang telah ia lakukan.
Jingga dan anak-anaknya menangisi Parpatih |
Parpatih meninggal akibat tusukan pedang raja |
Sutrada : Rahayu
Naskah : Zia, Handoko
Actor : Parpatih (Handoko) Jingga (Zia) Rani (Lia) Reni (Ari) Rini (Yoni)
Raja (Sandi) Prajurit (Coro)
Puisi : (Wardah) (Diah)
Crew : (Soka, Ferry, Dian)
Komentar
Posting Komentar